THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sunday, February 14, 2010

Industri vs Idealisme, Uang dan Eksistensi

tadi pagi ga sengaja saya baca status facebooknya che cupumanik, yang kurang lebih bilang kalo ternyata "bagian" artis dari hasil penjualan RBT yang notabene bisnis yang booming banget adalah cuman sekitar 8% dari setiap orang yang download RBT tersebut. what the..? coba bayangin kalo misalnya satu orang download RBT katakanlah dengan harga 9000, 8% x 9000 = 720 (CMIIW, soalnya jujur aja saya males pake RBT hehe). wow, kebayang kalo misalnya si artis tersebut lagi sepi job, penjualan album juga boro-boro, wong bajakannya udah merajarela, terus katakanlah masyarakat musik indonesia nih udah pinter2, mana mau download beberapa detik lagu yang ga jelas dengan harga mahal.. lalu dapet apa para artis itu?

emang sih, dengan promosi model gitu para artis (selanjutnya saya tulis musisi) bakal "dianggap". yah paling ngga cuman untuk beberapa tahun atau bahkan bulan. atau untuk sekedar isi perut dengan 720 perak perlagu. mungkin mereka merasa cukup-cukup aja. tapi entah kenapa saya jadi curiga kalo ini bakal ngasih efek yang buruk sama masyarakat. dan emang bener, kalo diliat taun 2008-2009 kemaren banyak banget band2 yang -sebut saja- alay bermunculan. dan booming cuman 1-2 lagu doang, selanjutnya? dunno.. mungkin tertelan "gelombang" band antah berantah ini. dan efek yang lain? televisi jadi berlomba2 bikin program spesial musik yang (menurut saya) alakadarnya. dan ini juga bikin fenomena lip-sync "naek daun". setelah itu juga saya ngerasa kalo musik mainstream inidonesia jadi makin segmented, gitu-gitu aja. cinta melulu kalo kata ERK. and i'm getting bored of it, so that i broke my TV ;p

padahal, banyak juga musik dan musisi indonesia yang menurut saya "layak edar", tapi sayang, mungkin karena atmosfir industri musik indonesia yang kayak gini, kebanyakan pada "lari" ke luar negeri dan dapet apresiasi yang lebih bagus daripada di sini. jujur aja saya salut sama ke"nekat"an mereka. tapi sayang, sekali lagi. media-media besar sepertinya kurang "tertarik" dengan hal-hal berbau idealis dan worth no money.

yep, media emang jadi faktor pendukung yang berpengaruh banget sama hidup-matinya dunia musik. kalo ditilik lagi, buat apa para musisi tuh bikin musik? of course, that's their way to speak. mereka pengen karya mereka disimak sama masyarakat. and how it can be? promosi yang gencar, manggung dimana-mana, ngejual berjuta-juta copy, dll. terus? disinilah peran media, sebuah sarana informasi masyarakat, dengan mengemas sebuah karya menjadi informasi, kemudian masyarakat bisa mengaksesnya dengan bebas. tapi sayang, keberadaan uang sepertinya sangat berpengaruh juga..

so, siapa yang patut disalahkan? actually saya ga bisa nyalahin siapa-siapa, yang penting adalah tuntutan buat kita supaya lebih cerdas dalam "membeli" sesuatu yang disebut "karya"